Teknologi Hilirisasi Timah Pj Gubernur Provinsi Bangka Bekitung Ridwan Djamaluddin tidak kagi mengkawatirkan investasi dan teknologi menuju hilirisasi industri timah di Indonesia.
Nilai investasi untuk industri timah tidak terlalu bombastik. Dan teknologi industri hilirnya pun sudah di kuasai. Inikah yang tidak lagi mencemaskan Ridwan Djamaluddin.
Investasi dan Teknologi Industri
Sebelumnya Ridwan Djamakuddin yang juga menjabat Dirjen Mineral dan Batu Bara sempat mempertanyakan masah investasi dan teknologi industri hilir timah. Dia juga meragukan kesiapan sumber daya manusia lokal menuju era industrialisasi.
Namun setelah beberapa bulan mengikuti pengkajian, berbagai forum ilmiah dan dialog tentang hilirisasi timah, Ridwan mendapat banyak masukan yang membuatnya tak khawatir tentang kesiapan ketiga aspek dalam membangun hilirisasi timah Indonesia.
“Kesiapan investasi dan teknologi sudah tidak terlalu mengkhawatirkan, pemerintah untuk hilirisasi timah akan membentuk tim kerja ada tiga komponen yang dibahas mukai dari gkobal supply chain produk timah hibgga kebijakan produk hilirnya yang bisa dijual,” kata Ridwan Djamaluddin pada kesempatan seminar nasional Kesiapan Investasi, SDM, dan Teknologi Menyongsong Hilirisasi Timah Indonesia digelar Forum Insinyur Muda Bangka Belitung, Jumat 25 November 2022.
Dari sisi aspek kebijakan untuk membangun hilirisasi timah kata Ridwan membutuhkan waktu hanya 18 bulan.
Kemudian nikai investasinya pun tidak bombastik seperti halnya sektor mineral lain. Untuk investasi hilirisasi timah berkisar antara Rp 200 miliar hingga Rp 400 miliar.
“Bahkan paling besar paling banyak Rp 800 miliar. Artinya bisa kita usahakan,” ujarnya.
SDM dan teknologi
Demikian pula dengan kesiapan SDM dan teknologi juga bisa di siapkan oleh daerah saat hilirisasi timah ini. Berjalan mengingat kultur masyatakat Bangka Bekitung sejak lama sudah terbiasa dengan industri.
“Saya yakin SDM bisa kita siapkan. Teknologi bisa dan kesiapan investasi juga. Yang paling penting kesiapan investasi itu kita secara terbuka mengatakan punya nilai lebih berinvestasi di Babel. Lalu masalah kepastian hukum,” ujarnya.
Hilirisasi timah menurut Ridwan memiliki titik produktif, dengan nilai tambah pada pendapatan negara yang lebih besar, ekonomi masyarakat di daerah lebih tinggi karena berkait langsung dengan pembukaan lapangan pekerjaan hingga masyarakat akan lebih produktif.