Teknologi jadul yang nyaris punah, Piranti-piranti teknologi terus berkembang dan semakin canggih seiring berjalannya zaman. Pada zaman now ini kamu tentu sangat menikmati peran-peran teknologi yang kian memukau.
Tapi, pernahkah kamu ingat bagaimana perangkat-perangkat teknologi terdahulu yang sempat membantu kehidupan masyarakat dunia pada zamannya? Laporan penelitian yang di muat BBC, melakukan riset terhadap 2000 anak dengan umur 6-18 tahun di Inggris. Survei tersebut di lakukan untuk mengetahui seberapa besar anak-anak zaman ini yang mengenal sejumlah teknologi zaman dahulu yang sudah di anggap punah atau nyaris punah.
Teknologi Jadul yang Nyaris Punah
Berikut adalah teknologi jadul yang nyaris punah yang perlu kalian ketahui.
1. Disket
Teknologi jadul yang pertama adalah disket. Sebelum era flashdisk, hardisk, maupun Multy Media Card ( MMC), apa kamu pernah tahu piranti yang berfungai untuk menyimpan dokumen atau file dari komputer ? Piranti itu ialah Floopy Disk atau di kenal dengan Disket. Piranti ini pernah terjual lebih dari lima miliar tiap tahun, di seluruh dunia, puncaknya pada era pertengahan tahun 1990.
Disket atau Floppy disk pertama yang berukuran 8in (20cm) di kembangkan oleh IBM untuk menggantikan tape drive pada akhir 1960-an, dan di buat secara komersial pada tahun 1970-an. Kemudian Sony mengikutinya dengan disk 3.5in (9cm) pada tahun 1981.
Pada tahun 1984, IBM memperkenalkan disket high-density untuk PC, yang manpu menyimpan 1,2 megabyte data. Pada ada saat itu, kapasitas tersebut sangat mengesankan. Waktu telah berubah: bandingkan saja dengan flash drive USB hari ini, yang dapat menyimpan 2TB – hampir 1,7 juta kali jumlah informasi pada disket.
Survei di Inggris menyatakan, dua pertiga dari anak-anak zaman ini tidak tahu apa itu disket. Beberapa orang ada yang masih mengenalnya, namun hanya sebagai ikon “simpan” pada komputer mereka. Kalau kamu belum pernah melihatnya, coba cek lemari ayahmu, kalau beruntung kamu mungkin menemukan piranti ini berselimut debu.
2. Pager atau radio panggil
Teknologi komunikasi jinjing atau yang begitu dekat dengan anak-anak sekarang sudah pasti adalah handphone atau smartphone. Pada era 1950-an dan 1960-an, terdapat piranti dengan fungsi serupa yang telah tercipta.
Perangkat tersebut bernama pager atau di Indonesia biasa juga di sebut radio panggil. Kalau kamu bukan remaja 1990-an maka kemungkinan besar kamu belum pernah menggunakannya.
Di barat, teknologi komunikasi yang dapat di letakan di saku ini banyak di gunakan pada era 1980-an. Piranti ini dapat menerima dan menampilkan pesan numerik atau alfanumerik (huruf, tanda baca, simbol matematika, angka), dan suara melalui jaringan radio. Di Indonesia pager sempat menjadi gadget yang di gandrungi kalangan muda pada tahun 1990-an.
Sampai sekarang, pager atau radio panggil ini sebetulnya belum betul-betul punah. Teknologi ini masih di gunakan namun dalam bidang-bidang tertentu, khususnya di bidang layanan sosial kemasyarakatan. Seperti rumah sakit dan petugas pemadam kebakaran. Karena, saat kondisi darurat, untuk menerima pesan yang mendesak pager di akui lebih efisien daripada telepon seluler. Di Inggris, 85% anak-anak dalam sebuah survei, masih kebingungan dan tak mengenal perangkat ini.
3. Kaset tape/kaset pita
Pernahkah kamu merekam lagu-lagu yang sedang populer di radio dengan kaset pita (Mixtape)? Pernahkah kamu menikmati lagu di kamar pribadi sambil membaca lirik pada lembaran kaset album? Pernakah kamu bertukar kaset tape ( audio/pita) dengan sahabat, untuk mendengarkan album terbaru band atau penyanyi yang sedang populer?
Bagi kamu yang mengalaminya tentu itu kenangan indah. Bagi kamu yang belum mengalaminya, setidaknya kamu boleh mengenal piranti ini. Kaset tape ( pita) di perkenalkan di Berlin Radio Show oleh Phillips di Eropa pada tahun 1963, yang kemudian di poduksi secara massal pada tahun 1964 di Hanover, Jerman. Tahun 1965, file musik/rekaman berbentuk kaset pita meluas di Eropa.
Penciptaan Walkman (Sony) era 1968/1970-an di Jepang, berkontribusi secara signifikan terhadap kesuksesan penggunaan kaset pita terutama di kalangan generasi muda di dunia. Termasuk di Indonesia, perangkat ini memungkinkan setiap orang untuk mendengarkan musik kapan pun dan di mana pun.
Di Inggris, survei menyatakan bahwa 40% anak-anak zaman ini tak mengenal kaset pita. Pengecer elektronik terbesar di Inggris, Curry, pun berhenti menjual album musik bentuk kaset pita pada tahun 2007. Karena pergeseran cara menikmati musik yang saat ini secara digital lebih efesien, lantas pada 15 tahun belakangan kaset pita mulai di tinggalkan.
4. Overhead Projektor/OHP
Proyektor LCD sebagai alat bantu persentasi digital untuk menyajikan powerpoint tentu sudah begitu kita kenal. Perangkat ini biasa di gunakan di kantor-kantor, dan terlebih di bidang pendidikan. Teknologi optik ini merajai ruang kelas di sekolah-sekolah dan kampus-kampus.
Apakah kamu mengenal perangkat yang berfungsi serupa dengan penyajian materi tanpa komputer atau file data? Perangkat ini ialah OHP, yang merupakan bentuk awal dari Proyektor LCD atau yang juga di kenal dengan sebutan infokus itu. OHP telah lama di gunakan polisi Amerika Serikat untuk kerja identifikasi.
Berbeda dengan proyektor LCD yang menggunakan data atau file, Overhead Proyektor (kepanjangan OHP) menggunakan gulungan plastik berukuran 9 inchi. OHP ini mampu menampilkan gambar dengan memproyeksikan gambar yang terdapat pada gulungan tersebut.
Pemasar utama OHP di Amerika Serikat bernama 3M. Sejak saat itu permintaan pasar akan OHP melonjak, maka di dirikanlah perusahaan baru bernama Buhl Industries pada tahun 1953. Perusahaan ini adalah kontributor terkemuka OHP di AS. Perusahaan ini juga melakukan perbaikan-perbaikan pada OHP, baik sistem proyeksi dan alat optik.
OHP sempat menjadi alat bantu utama di ruang-ruang kelas dunia pendidikan, termasuk Indonesia. Kalau kamu mengalaminya, tentu kamu ingat dengan tumpukan lembaran asetat dan pena penyeka kering juga tulisan tangan dosen atau gurumu.
Kalau kamu tidak mengenalnya, berarti kamu berada di sekolah atau kampus ketika Proyektor overhead ( OHP) telah di ganti dengan alat bantu pengajaran yang lebih canggih seperti laptop, iPad, dan sejenisnya. Survei di inggris menyatakan, bahwa lebih dari 70% anak-anak tidak mengenal alat optik OHP, atau proyektor lawas ini.
5. Kaset video VHS
Sebelum penikmat film rumahan tersita perhatiannya pada Netflix, Youtube, dan lain sebagainya, Video Home System atau di kenal dengan kaset video VHS sempat menjadi idaman kalangan pecinta film rumahan.
Perekam kaset video yang biasa di gunakan di rumah ini di luncurkan oleh Sony pada tahun 1971. Awalnya, ini tidak terjangkau oleh kebanyakan keluarga meskipun pada akhir 1980-an mereka jauh lebih terjangkau.
Kalau kamu mengalami zaman ini, pasti kamu ingat persaingan antar format rekaman video yaitu Sony Betamax dan VHS JVC. Betamax di perkenalkan tahun 1975 oleh Sony. Satu tahun lebih cepat dari VHS yang di kembangkan oleh pesaing Sony, yakni JVC.
VHS lebih banyak di pilih karena mampu merekam video lebih panjang dari Betamax. Selain itu, yang terpenting, kaset VHS memiliki harga lebih murah dari Betamax. Format kaset Betamax sudah lama di lupakan warga dunia. Walau pesaing berat format VHS ini masih sempat di produksi dan di pasarkan di negeri asalnya, Jepang.
Di Indonesia, format Betamax populer setidaknya hingga tahun 90’an. Setelah format-format penyimpanan video baru seperti CD, DVD, hingga Blu-Ray muncul, Betamax pun kian tenggelam. Tahun 2016 penjualan media penyimpanan berbasis pita magnetik ini di putuskan Sony untuk tidak lagi di produksi.
Survei di Inggris menyatakan, sekitar 37% anak-anak hari ini tidak pernah mengenal format film VHS maupub Betamax ini. Lantas, apa sudah kebayang bagaimana benda ini? Kalau kamu masih penasaran dengan piranti video ini, coba kamu tanyakan kepada ayah atau ibumu.
Itulah ringkasan mengenai teknologi jadul yang nyaris punah dan yang perlu kalian ketahui.